Halaman

Daftar Blog Saya

Rabu, 23 Juni 2010

Info Badminton

Jangan lupa dukung bulutangkis Indonesia akan diadakan mulai tgl 24-27 (LIVE) di Trans7. THX :)

Sabtu, 12 Juni 2010

Tugas Pengelolaan DAS (DAS Mahakam)

1. PERMASALAHAN
Permasalahan DAS Mahakam saat ini adalah sering terjadinya banjir di ibukota Kalimantan Timur (Samarinda). Hal tersebut karena luasnya areal tambang sehingga membuat daya dukung lingkungan samarinda menurun. Kawasan yang dahulunya hutan atau daerah resapan air telah dibongkar dan banyak yang menjadi lubang-lubang bekas galian. Selain itu, Banyaknya sampah, lahan tangkapan air kini menjadi lahan terbuka akibat perluasan untuk pembangunan perumahan dan ruko (rumah toko) di Samarinda, banyak drainse tidak berfungsi, anak sungai dalam kota banyak berubah menjadi parit kecil, pendangkalan Sungai Karang Mumus dan Sungai Mahakam serta banyak kawasan sebagai tangkapan air "disulap" jadi kawasan perumahan dan perkantoran. (sumber: Kompas, 16 Oktober 2009).

2. PENANGGULANGAN
Adapun tindakan dalam menanggulangi bencana banjir yang semakin meluas di daerah Samarinda:
Pertama, Pemkot melakukan perencanaan peruntukan kawasan yang sistematis dan melakukan pengawasan yang matang dan mengacu pada konservasi.
Kedua, Pemkot Samarinda harus merehabilitasikan hutan dan lahan serta perbaikan daerah tangkapan air di DAS.
Ketiga, upaya untuk penanganan back water dari Sungai Mahakam.
Keempat, merelokasi ribuan rumah di bantaran Sungai Karang Mumus dan Sungai Mahakam, pengerukan sungai, pembenahan drainase serta pembuatan sejumlah folder (kolam raksasa penampungan air).
Samarinda adalah salah satu kota mungil dari 14 kabupaten/kota se-Kaltim karena luasnya hanya 71.800 Ha. Sedangkan daerah lain mencapai ratusan ribu hektare. Meskipun Samarinda kota mungil, namun aktivitas pengupasan lahan termasuk tertinggi karena kehadiran 44 perusahaan pemegang KP (kuasa penambangan) batu bara yang berlomba-lomba mengeruk bumi sekeliling Kota Samarinda.
Nama: Marham
NIM: 3250408044

Rumah Lamin (Kalimantan Timur)

Rumah lamin merupakan rumah adat dayak, khusunya yang berada di Klaimantan timur. Kata ’rumah lamin’ memililki arti rumah panjang kita semua, di mana rumah ini digunakan untuk beberapa keluarga yang tergabung dalam satu keluarga besar. Ciri dari rumah ini berbentuk panggung degan ketinggian kolong sampai 3 meter. Denahnya berbentuk segi empat memanjang dengan atap pelana. Bagian gevel diberi teritis dengan kemiringan curam. Tiang-tiang rumah terdiri dari dua bagian, bagian pertama menyangga rumah dari bawah sampai atap, bagian kedua merupakan tiang kecil yang mendukung balok-balok lantai panggung. Baik tiang utama maupun pendukung yang berada di bagian kolong terkadang diukir dengan bentuk patung-patung untuk mengusir gangguan roh jahat.
Ukuran rumah lamin dapat memilikilebar 25 meter, sedang panjangnya sampai 200 meter. Karena panjangnya dapat terdapat beberapa pintu masuk yang dihubungkan oleh beberapa tangga pula. Pintu masuk rumah berada pada sisi yang memanjang.Ruang dalam rumah lamin terbagi menjadi dua bagian memanjang di sisi depan dan belakang. Sisi depan merupakan ruangan terbuka untuk menerima tamu, upacara adat dan tempat berkumpul keluarga. Bagian belakangnya terbagi menjadi kamar-kamar luas, di mana satu kamar dapat dihuni oleh 5 keluarga.
Rumah lamin dihias dengan ornamentasi dan dekorasi yang memilik makna filosofis khas adat dayak. Ornamentasi yang khusus dari rumah lamin milik bangsawan adalah hiasan atap yang memiliki dimensi sampai 4 meter dan terletak di bubungan. Warna-wara yang digunakan untuk rumah lamin juga memiliki makna tersendiri, warna kuning melambangkan kewibawaan, warna merah melambangkan keberanian, warna biru melambangkan loyalitas dan warna putih melambangkan kebersihan jiwa. Pada halaman depan juga terdapat tonggak-tonggak kayu yang diukir berbentuk patung. Tiang patung kayu yang terbesar dan tertinggi berada di tengah-tengah, bernama ’sambang lawing’ yang dipergunakan untuk mengikat binatang korban yang digunakan dalam upacara adat.